Sinopsis The Great Queen SeonDeok eps. 11
Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 11
Terkejut mendapat serangan mendadak, nyawa Yushin (Uhm Tae-woong) berada di ujung tanduk... sampai tiba-tiba seseorang memanah prajurit Baekje dari belakang. Orang tersebut adalah Deokman (Lee Yo-won), yang ternyata masih hidup.
Di istana, Putri Cheonmyeong kaget saat diberitahu kalau kurir yang diutus untuk menemui Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) adalah Yushin. Berusaha meminta Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) untuk mengirim bantuan, niat tersebut ditentang oleh Mishil (Go Hyeon-jeong) karena itu berarti Shilla, yang tengah dalam negosiasi gencatan senjata, masuk ke wilayah Baekje.
Di medan pertempuran, Kim Seohyeon menugaskan Alcheon sebagai pimpinan pasukan untuk memancing Baekje. Punya peran penting yaitu menyelamatkan ribuan pasukan yang tersisa, Alcheon (Lee Seung-hyo) tidak segan-segan menebas anggota pasukannya yang terluka parah dan tidak bisa bergerak.
Aksi tersebut sempat diprotes Deokman, yang menganggap tindakan Alcheon tidak berperikemanusiaan. Namun Alcheon punya alasan sendiri : prajurit yang tidak bisa bertempur hanya akan memperlambat gerak pasukan dan membahayakan keselamatan rekan-rekannya. Keruan saja, hal ini membuat Shiyeol (Moon Ji-yoon) yang terluka tangannya semakin ketakutan.
Pasukan Baekje akhirnya berhasil dipancing meski korban yang jatuh tidak sedikit, Deokman ditugaskan untuk memantau keadaan bersama Shiyeol, yang lagi-lagi berulah karena ketakutan. Dengan suara tinggi, Deokman menyebut bahwa bila ingin hidup, Shiyeol harus berjuang mati-matian mempertahankan nyawa.
Dari salah seorang prajurit Shilla yang sekarat, Deokman mendapat kabar penting yang harus disampaikan kepada Alcheon : seluruh tempat telah dikuasai pasukan Baekje termasuk tempat dimana pasukan pengalih perhatian berencana untuk berkumpul kembali dengan Kim Seohyeon.
Sekonyong-konyong muncul pasukan Baekje, yang salah satu panahnya berhasil melukai Alcheon. Seperti perjanjian semula, Alcheon meminta supaya dirinya dihabisi. Tidak tahan lagi melihat aksi pembantaian, Deokman menelan surat yang berisi informasi tempat pertemuan dengan Kim Seohyeon dan mengancam tidak akan memberitahu lokasinya bila Alcheon dibunuh.
Ucapan Deokman masuk akal : jauh lebih baik bila pasukan yang tersisa (termasuk yang terluka) berjuang bersama-sama untuk menghadang pasukan Shilla. Keberanian Deokman melawan perintah atasan membuat Yushin marah, namun ucapan berikutnya sang nangdo membuatnya tidak berkutik.
Dasar beruntung, Yushin mendapat ide baru untuk menghalau pasukan Baekje berkat ketidaksengajaannya mendengar pertengkaran Jukbang (Lee Moon-shik) dan Godo (Ryu Dam) : menggunakan daun tanaman beracun.
Strategi tersebut sukses menghancurkan pasukan Baekje, bahkan Shiyeol yang penakut berhasil menaklukkan salah seorang panglima musuh. Namun bayarannya sangat mahal : keberanian Shiyeol adalah untuk yang terakhir kalinya, ia tewas dengan diiringi isak tangis pasukan Kembang Naga.
Intrik berlanjut di istana, Mishil yang mengira Kim Seohyeon sudah tewas mengusulkan untuk mempersiapkan upacara penghormatan. Namun kejutan terjadi : Ratu Maya (Yoon Yoo-sun) muncul bersama Putri Manmyeong (Im Ye-jin) dengan membawa kabar kalau Ibu Suri Manho (Jung Hye-sun) sudah menerima Kim Seohyeon sebagai menantu.
Itu artinya status Kim Seohyeon sebagai seorang bangsawan sudah pulih, sejumlah daerah yang semula merupakan miliknya dikembalikan. Tidak cuma itu, Putri Cheonmyeong (Park Ye-jin) mengusulkan supaya ipar Raja Jinpyeong itu diangkat sebagai wakil menteri pertahanan dan diijinkan untuk menghadiri rapat para pentolan hwarang.
Kalah posisi, Mishil masih bisa tersenyum sambil menyebut bahwa permintaan Putri Cheonmyeong itu baru bisa terealisasi bila Kim Seohyeon bisa kembali dengan selamat. Di medan pertempuran, pasukan pimpinan Yushin akhirnya bisa bertemu dengan sisa pasukan pimpinan Seokpum (Hong Kyung-in), sayangnya keberadaan Kim Seohyeon belum diketahui.
Di tengah keadaan yang semakin genting karena tambahan pasukan Baekje sudah mengepung, Seokpum yang diserahi jabatan pimpinan malah berniat menghabisi Deokman yang dianggap punya niat memberontak karena membantah perintah atasan. Sudah tentu, Yushin dan Alcheon beserta para prajurit yang tersisa langsung membela Deokman.
Sempat berniat menghunus pedangnya, Yushin yang emosi akhirnya meminta supaya diberi kesempatan untuk menghadapi pasukan Baekje bersama klan Kembang Naga sementara Seokpum membawa prajurit yang tersisa ke perbatasan.
Sebelum turun ke medan laga, Yushin menyerahkan sobekan bendera Kembang Naga yang dipegangnya kepada Seokpum sambil meminta hwarang itu menaruhnya di Seorabol untuk mengenang klannya yang sudah berkorban demi Shilla. Setelah itu, Yushin bersama klan Kembang Naga berhadapan dengan prajurit Baekje dalam pertempuran hidup dan mati.
Terkejut mendapat serangan mendadak, nyawa Yushin (Uhm Tae-woong) berada di ujung tanduk... sampai tiba-tiba seseorang memanah prajurit Baekje dari belakang. Orang tersebut adalah Deokman (Lee Yo-won), yang ternyata masih hidup.
Di istana, Putri Cheonmyeong kaget saat diberitahu kalau kurir yang diutus untuk menemui Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) adalah Yushin. Berusaha meminta Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) untuk mengirim bantuan, niat tersebut ditentang oleh Mishil (Go Hyeon-jeong) karena itu berarti Shilla, yang tengah dalam negosiasi gencatan senjata, masuk ke wilayah Baekje.
Di medan pertempuran, Kim Seohyeon menugaskan Alcheon sebagai pimpinan pasukan untuk memancing Baekje. Punya peran penting yaitu menyelamatkan ribuan pasukan yang tersisa, Alcheon (Lee Seung-hyo) tidak segan-segan menebas anggota pasukannya yang terluka parah dan tidak bisa bergerak.
Aksi tersebut sempat diprotes Deokman, yang menganggap tindakan Alcheon tidak berperikemanusiaan. Namun Alcheon punya alasan sendiri : prajurit yang tidak bisa bertempur hanya akan memperlambat gerak pasukan dan membahayakan keselamatan rekan-rekannya. Keruan saja, hal ini membuat Shiyeol (Moon Ji-yoon) yang terluka tangannya semakin ketakutan.
Pasukan Baekje akhirnya berhasil dipancing meski korban yang jatuh tidak sedikit, Deokman ditugaskan untuk memantau keadaan bersama Shiyeol, yang lagi-lagi berulah karena ketakutan. Dengan suara tinggi, Deokman menyebut bahwa bila ingin hidup, Shiyeol harus berjuang mati-matian mempertahankan nyawa.
Dari salah seorang prajurit Shilla yang sekarat, Deokman mendapat kabar penting yang harus disampaikan kepada Alcheon : seluruh tempat telah dikuasai pasukan Baekje termasuk tempat dimana pasukan pengalih perhatian berencana untuk berkumpul kembali dengan Kim Seohyeon.
Sekonyong-konyong muncul pasukan Baekje, yang salah satu panahnya berhasil melukai Alcheon. Seperti perjanjian semula, Alcheon meminta supaya dirinya dihabisi. Tidak tahan lagi melihat aksi pembantaian, Deokman menelan surat yang berisi informasi tempat pertemuan dengan Kim Seohyeon dan mengancam tidak akan memberitahu lokasinya bila Alcheon dibunuh.
Ucapan Deokman masuk akal : jauh lebih baik bila pasukan yang tersisa (termasuk yang terluka) berjuang bersama-sama untuk menghadang pasukan Shilla. Keberanian Deokman melawan perintah atasan membuat Yushin marah, namun ucapan berikutnya sang nangdo membuatnya tidak berkutik.
Dasar beruntung, Yushin mendapat ide baru untuk menghalau pasukan Baekje berkat ketidaksengajaannya mendengar pertengkaran Jukbang (Lee Moon-shik) dan Godo (Ryu Dam) : menggunakan daun tanaman beracun.
Strategi tersebut sukses menghancurkan pasukan Baekje, bahkan Shiyeol yang penakut berhasil menaklukkan salah seorang panglima musuh. Namun bayarannya sangat mahal : keberanian Shiyeol adalah untuk yang terakhir kalinya, ia tewas dengan diiringi isak tangis pasukan Kembang Naga.
Intrik berlanjut di istana, Mishil yang mengira Kim Seohyeon sudah tewas mengusulkan untuk mempersiapkan upacara penghormatan. Namun kejutan terjadi : Ratu Maya (Yoon Yoo-sun) muncul bersama Putri Manmyeong (Im Ye-jin) dengan membawa kabar kalau Ibu Suri Manho (Jung Hye-sun) sudah menerima Kim Seohyeon sebagai menantu.
Itu artinya status Kim Seohyeon sebagai seorang bangsawan sudah pulih, sejumlah daerah yang semula merupakan miliknya dikembalikan. Tidak cuma itu, Putri Cheonmyeong (Park Ye-jin) mengusulkan supaya ipar Raja Jinpyeong itu diangkat sebagai wakil menteri pertahanan dan diijinkan untuk menghadiri rapat para pentolan hwarang.
Kalah posisi, Mishil masih bisa tersenyum sambil menyebut bahwa permintaan Putri Cheonmyeong itu baru bisa terealisasi bila Kim Seohyeon bisa kembali dengan selamat. Di medan pertempuran, pasukan pimpinan Yushin akhirnya bisa bertemu dengan sisa pasukan pimpinan Seokpum (Hong Kyung-in), sayangnya keberadaan Kim Seohyeon belum diketahui.
Di tengah keadaan yang semakin genting karena tambahan pasukan Baekje sudah mengepung, Seokpum yang diserahi jabatan pimpinan malah berniat menghabisi Deokman yang dianggap punya niat memberontak karena membantah perintah atasan. Sudah tentu, Yushin dan Alcheon beserta para prajurit yang tersisa langsung membela Deokman.
Sempat berniat menghunus pedangnya, Yushin yang emosi akhirnya meminta supaya diberi kesempatan untuk menghadapi pasukan Baekje bersama klan Kembang Naga sementara Seokpum membawa prajurit yang tersisa ke perbatasan.
Sebelum turun ke medan laga, Yushin menyerahkan sobekan bendera Kembang Naga yang dipegangnya kepada Seokpum sambil meminta hwarang itu menaruhnya di Seorabol untuk mengenang klannya yang sudah berkorban demi Shilla. Setelah itu, Yushin bersama klan Kembang Naga berhadapan dengan prajurit Baekje dalam pertempuran hidup dan mati.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda