Sabtu, 02 Januari 2010

Cuplikan Seon Deok Finale :'(

Sebelum ke spoiler, aku mau komen dulu ah.. Jujur, aku bener-bener nyesek dan sedih banget sama endingnya. Aku ga bisa terima Bidam & Deokman ga bahagia. Aku ga terima mereka belum sempet nikah. Aku ga terima mereka belum sempet kissing. Banyak hal yang ga bisa aku terima. Hiks hiks hiks.. TT^TT
Kayaknya aku bakalan depresi dan kepikiran drama ini (terutama Bidam) selama berminggu-minggu ke depan...

Episode 62
Saat memerintahkan itu, kondisi kesehatan Deokman sangat buruk, dia berkeringat, setelah itu turun dari panggung tiba-tiba ia jatuh. Chunchu, Yushin dan Archeon menjadi panik. Kesehatan Deokman benar-benar memburuk. Mereka meminta orang untuk memanggilkan tabib. Di sisi lain, para pasukan Deokman dan rakyatnya melihat salah satu bintang yang bersinar terang jatuh. Hal itu membuat terjadinya keramaian dan kericuhan diantara para prajurit dan rakyat.

Pihak Bidam pun menyaksikan bintang jatuh ini. Dan mereka senang melihatnya. Hal ini menjadi pertanda yang baik untuk mereka.
Bidam: Aku akan menjadi heavenly kingdom dan kau, DeokMan, akan menjadi milikku.

Bidam akhirnya mengetahui semua kebenaran dan Santak dan membuat Bidam sangat terkejut sekaligus sedih (Kayaknya sih lebih banyak sedihnya, dan menyesal, mungkin).

Kemudian Bidam mendatangi YeomJong.
BiDam: Kau.. Ini semua ulahmu. Semuanya ulahmu, Brengsek!
YeomJong: Itu masalahnya. Aku membunuh Munno. AKu yang memulai pemberontakan. Dan sekarang, kau melawan Yang Mulia karena aku? Ha ha ha. Bahkan tanpa aku, aku tetap akan membunuh Munno dan mengambil buku itu.
BiDam: Diam!
YeomJong: Bahkan tanpa aku, kau akan melakukan semuanya untuk mendapatkan Yang Mulia. Apa kau mau mengelak?
BiDam: Diam, Brengsek!
YeomJong: Apa yang kau lakukan 10 tahun terakhir ini? Kau melakukan segalanya untuk mendapatkan kekuasaan. Kenapa?! Karena Munno menyia-nyiakanmu? Untuk memenuhi keinginan Munno yang terakhir? Karena aku memprovokasimu? Tentu saja tidak. Itu karena di dalam dirimu, kau ingin menjadi raja. Kau berkeinginan untuk memiliki segalanya.
BiDam: Ada hal yang tidak kau mengerti. Aku tidak seperti itu. Aku hanya...
YeomJong: Aaahhh... Cinta. Kau seperti ini karena cinta. Benar. Aku hanya membantu sedikit. Jika romantika sudah berhasil, semua hal akan berputar ke arah yang lain? Tidak. Kau tetap membutuhkan aku. Kenapa? Karena kau merasa tidak aman. "Kapan Yang Mulia akan membuangku?", "Kapan Yang Mulia akan menyia-nyiakan aku?". Kau sangat takut, karena kau tidak bisa mempercayai seseorang. Itulah dirimu. Kau tidak bisa berkata, "Aku harus percaya padanya" melainkan "Kapan orang itu berhenti mempercayaiku? Kapan aku akan disia-siakan.". Hanya itu yang ada di pikiranmu.
BiDam: Hentikan.
YeomJong: Haa haa... Apa kau sadar? Yang Mulia... Mempercayaimu hingga akhir.

Bidam lemas, berpegangan pada kursi dan terjatuh di atasnya. Bidam membunuh YeomJong.
YeomJong: Kau lah yang tidak percaya padanya. Hubungan cinta kalian berdua... Bukan Yang Mulia atau aku yang merusaknya. Orang yang merusaknya.. adalah kau sendiri, Bidam. Haa haaa haaa...
Bidam Membunuh YeomJong
BiDam: Aku bukan orang seperti itu...


Misaeng masuk
MiSaeng: Perdana Menteri... Cepat.. Gerbang Utara...
BiDam: Aku bukan orang seperti itu.... Minggir (Katanya pada Misaeng)
MiSaeng: Bunuh aku juga. Ha, ha, ha. Untukku, yang beranggapan orang sepertimu setara dengan kakakku, benar-benar bodoh. Sangat bodoh bagiku untuk mempercayaimu dan mencoba mendapatkan sesuatu yang besar. Kakakku telah salah menilaimu.
BiDam: Sesuatu yang besar. Aku lahir untuk memenuhi keinginan Mishil dan aku dibesarkan untuk memenuhi keinginan Munno. Sesuatu yang hebat, apakah untuk memenuhi keinginanmu?
MiSaeng: Kakakku membuangmu, dan Munno tidak bisa memberimu cinta, dan kami mengganggu hubungan cintamu. Lihat kemari, BiDam. HyeongJong-ku tersayang. Apa kau mencoba menyangkal bahwa kaulah yang menghancurkan hubungan cintamu? Satu-satunya orang yang bisa menghancurkan dirinya, adalah dirinya sendiri. Bukan orang lain. Kau menghancurkan dirimu sendiri, hal yang sangat menyedihkan.
BiDam: Kenapa kau baru mengatakan itu padaku sekarang?
MiSaeng: Kata-kata itu sudah pernah dikatakan. Kakakku mengatakannya, Tuan SeolWon mengatakannya, dan aku mengatakannya. Seluruh dunia mengatakannya. Hanya saja, kau tidak mendengar.


Bidam,seorang diri menuju ke camp pasukan Deokman, Santak mengikutinya.
SanTak: Jalan ini menuju ke camp Yang Mulia.
BiDam: Lalu?
SanTak: Jika kau melewati jalan ini, kau akan ditangkap.
BiDam: Ya, benar. Aku membebaskanmu, pergilah.
SanTak: Pergi? Sendirian? Kemana? Apa yang akan Perdana Menteri lakukan?
BiDam: Pergilah melarikan diri. Peergilah yang jauh. Lupakan semua yang terjadi disini. Jangan lagi memegang pedang, bertanilah.
SanTak: Apa yang akan kau lakukan?
BiDam: Ada pesan yang harus disampaikan, dan orang itu belum menerimanya. Aku harus mengirimkan pesan itu padanya.
SanTak: Tapi jika kau melakukannya... Biarkan aku ikut denganmu, Perdana Menteri.
BiDam: Tinggalkan aku, cepat!
SanTak bersujud pada BiDam dan terkena panah.
SanTak: Perdana Menteri, jaga diri.
SanTak meninggal.
BakUi: Pengkhianat BiDam! Melanggar perintah kerajaan!
BiDam: Orang yang bisa membunuhku akan diingat oleh sejarah! Majulah!
BiDam melewati pasukan.


Archeon: Yang Mulia. Bidam telah memasuki hutan camp.
YuShin: Apa kau menangkapnya?
Archeon: Dia tidak ingin ditangkap, tapi melawan pasukan.

YuShin menghadapi BiDam.
YuShin: Ini sudah berakhir. Hentikan pertarungan ini dan ikut denganku.
BiDam: YuShin. Apa itu Yang Mulia? Apa Yang Mulia ada disana?
YuShin: BiDam, tolong hentikan.
BiDam teringat kata-kata Mishil: rapuh, perasaan manusia benar-benar rapuh, mimpimu adalah mimpi yang sangat murni.
YuShin: BiDam!
Bidam melewati Yushin dan berlari menuju Deokman.
YuShin: Ambil posisi! Dia harus dihentikan.
BiDam berpikir: YuShin, kau telah memenangkan semuanya. Ini bukan lagi persaingan. Aku hanya ingin menemui Yang Mulia.

BiDam bertarung menuju Deokman
BiDam berpikir: 70 langkah menuju Deokman.
WolYa: Pemanah telah datang!
SeulJe: Pemanah, ambil posisi! Tembak!
BiDam terkena panah, Deokman menutup matanya.

BiDam berpikir: 30 lagkah menuju Deokman.
Bidam melawan Hwarang.
BiDam berpikir: 10 langkah menuju... Deokman.
BiDam diserang oleh YuShin and Archeon. Yushin menghentikan Bidam, Deokman menangis. Yushin menusuk Bidam.
Bidam meninggal.
Pasukan Deokman membungkuk padanya.
Deokman: Kini tugasku sudah selesai.
Archeon:
Hidup Yang Mulia!
Yushin: Hidup Yang Mulia!
Semua: Hidup Yang Mulia!
Deokman pingsan

Lady ManMyeong: Yang Mulia! Apa kau merasa baikan?
Deokman: Aku pingsan berapa lama?
ManMyeong: Kau pingsan tiga hari tiga malam.
Archeon datang. Deokman mengangkatnya menjadi Perdana Menteri.

Deokman: YuShin, katakan padaku.
YuSHin: Yang Mulia
Deokman: BiDam membisikkan sesuatu padamu. Apa katanya?
YuShin: Itu hal yang tidak pantas untuk dikatakan. Maafkan aku.
Deokman: Sampaikan pesannya, YuShin.
YuShin: Ini tidak benar. Ini tidak pantas dikatakan.
Deokman: Ini perintah. Katakan padaku.
YuShin: BiDam berkata... (Ia mengingat Bidam berkata, Deokman). Ia berkata, "Deokman. Deokman-ku"
Deokman berpikir: Sekarang, tidak akan ada lagi yang memanggil namaku.
Deokman mengingat saat bersama Bidam.
BiDam: Aku akan memanggil namamu
Deokman: Memanggil namaku berarti pengkhianatan. Bahkan jika kau melakukannya karena cinta, dunia akan berkata itu pengkhianatan.
Deokman menangis.
Deokman: Ayo kita keluar.
YuSHin: Ya.
Deokman: Langit, bumi, aku ingin melihat semuanya.
Deokman duduk di kursi di atas tebing.

Setelah percakapan dengan Yushin, Deokman meninggal. Deokman masih mengenakan cincin yang sama dengan Bidam.

Di masa lalu, Deokman mendatangi Deokman kecil.
DeokMan, mulai saat ini, semuanya akan sangat sulit dan sangat menyakitkan. Kau akan kehilangan orang yang sangat kau cintai, dan kau akan sangat kesepian. Kau akan merasa lebih kering dibandingkan gurun. Walaupun terlihat kau memiliki segalanya, kenyataannya kau tidak memiliki apapun. Tapi kau harus kuat, kau mengerti?


Queen Seon Duk - Tamat -


Bidam dan Deokman bertemu di surga dan tidak ada lagi yang bisa memisahkan mereka. Jadinya happy ending deh... **Maksa**

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda